Kaidah Pantun


 Resume KBMN 28 PGRI

Pertemuan: 13

Narasumber: Bp. MIFTAHUL HADI, S.Pd

Moderator: Bp. Dail Ma'ruf,M.Pd

Tema: Kaidah Pantun


Para peserta KBMN 28 yang berbahagia malam ini kita memasuki pertemuan ke-13 dalam kelas belajar menulis. Malam hari ini kita didampingi oleh Bapak Dail Ma'ruf sebagai moderator dan narasumber Bapak Miftahul Hadi S.Pd tema yang akan dibahas malam ini adalah kaidah pantun.

Sebelum menyimak materi, berikut profil Bapak Miftahul Hadi, beliau merupakan lulusan KBMN angkatan 17. Beliau mengajar di SDN Raji 1 Demak

Pantun merupakan rangkaian kata yang indah seringkali pantun digunakan pada saat membuka acara ataupun menutup acara namun Tahukah Anda bagaimana teknik dalam menyusun pantun?

Apa kaidah-kaidah yang harus kita ikuti sehingga pantun?

Mari kita simak materi dari narasumber, menurut paparan Beliau bahwa pantun merupakan kekayaan seni verbal yang ada di Indonesia


Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020)

Definisi Pantun
Pantun adalah rangkaian kata yang terdiri dari empat baris, dua baris pertama disebut dengan sampiran dan dua baris kedua disebut dengan isi

Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)

Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)



Kegunaan Pantun

1. Alat komunikasi sehari-hari

2. Sambutan dalam pidato

3. Menyatakan perasaan

4. Lirik lagu

5. Ceramah/dakwah


Ciri-ciri Pantun


Fungsi dari pantun
1.sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir.
2. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar
3. Secara sosial pantjn memiliki fungsi pergaulan yang kuat
4. Pantun mwnunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir.dan bermain kata
5. Pantun sebagai alat penguat pesan

Bagaimana Belajar menulis Pantun?

1. Pahami kaidah/ ciri pantu 
2. Menguasai perbendaharaan kata
3. Menulis isi pantun
4. Menulis sampiran pantun

Pahami Kaidah dalam menulis pantun


Persajakan dan rima dalam pantun
1. Rima Akhir
2. Rima Tengah dan Akhir

Berikut contohnya



3. Rima awal, tengah dan akhir.



Untuk memudahkan dalam menulis pantun, mulailah dari baris isi yaitu baris 3 dan 4, lalu buatlah baris sampiran yaitu baris 1 dan 2.
Berikut contoh pantun hasil karya penulis:

Beli tikar dikota cina
Beli minum, dikota banjar
Agar belajar lebih bermakna
Gunakan kurikulum merdeka belajar


Jalan-jalan ke kota medan
Beli tomat dan kue bika
Kelas KBMN dua delapan
Terus semangat dan luar biasa


Kelas belajar dianjutkan dengan sesi tanya jawab, antara lain:

P1 : 
HR Utami – semarang ;
Apakah sama dengan yang di Jawa disebut Parikan?
kalau begitu selaras dengan pemaknaannya di Jawa. Pantun pada umumnya berisi nasihat, nah panuntun dalam bahasa Jawa itu berarti  petunjuk, panuntun, tuntunan, ajaran
Tua-tua maunya serba tahu, Ikut KBM biar makin pintar, Meski tua ingin terus maju, Tak peduli dengan komentar.

Membeli Kangkung di area pasar
Buah nangka dari Pak Gilang
Mari dukung Merdeka Belajar
Semoga Indonesia jadi Gemilang

JAWABAN

Terima kasih ibu HR Utami dari Semarang. Tetangga njih buuk🙏

Betul sekali ibu, pantun umumnya berisi nasihat. Dalam kebudayaan Jawa, pantun disebut parikan. Bisa parikan dua baris. Contohnya
Kendal Kaliwungu,
Ajar kenal Karo aku.
Ataupun parikan yang empat baris, seperti yang sudah kami contohkan di atas.

P2: 
Yoyon Supriyono, Dari : Cirebon
1. Tolong dijelaskan jenis-jenis pantun itu apa saja dan beserta contohnya?
2. Untuk menjadi buku itu minimal berapa buah pantun??
Trimakasi

Terima kasih bapak Yoyon dari Cirebon.
Jenis-jenis pantun yang umum diketahui antara lain
1. Pantun nasihat : pantun yang isinya (baris ketiga dan keempat) nasihat kebaikan.

Contoh :
Tegak berdiri si batang Suji,
Tanam di samping petai cina,
Sejak kecil rajin mengaji,
Sudah besar tentu berguna.

2. Pantun jenak : pantun yang berisi hal-hal lucu

Contoh :
Ikan gabus ada di rawa,
Ikan lele ada di kali,
Nenek menangis sambil tertawa,
Melihat kakek main lompat tali.
Untuk menjadi buku minimal berapa pantun?
Kalau buku solo pantun milik saya berisi 400an pantun dengan tebal 170 halaman

Materi malam ini bahwa untuk membuat pantun perlu kaidah-kaidah yang penting yang harus dikuasai sehingga akan menghasilkan pantun yang indah dan bermakna. Mudah-mudahan kita bisa menuangkan ide dan kemampuan kita dalam membuat pantun. Salam literasi


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Mengirim Tulisan ke Majalah Suara Guru?

Blog Sebagai Media Pembelajaran

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin