Penerbit Indi, Mempermudah Penerbitan Buku Anda!

 


RESUME KBMN 28 PGRI

PERTEMUAN 23

NARASUMBER: RAIMUNDUS BRIAN P, S.Pd

MODERATOR: NUR DWI YANTI, S.Pd

TEMA: MENERBITKAN BUKU SEMAKIN MUDAH DI PERNERBIT INDI


Teriring ucapan Alhamdulillah bahwa kelas belajar menulis angkatan 28 telah memasuki pertemuan yang ke-23 malam ini materi akan disampaikan oleh Bapak Rai mundus Brian Prasetyawan S.Pd dengan tema menerbitkan buku semakin mudah di penerbit Indi

Tepat pukul 19.00 WIB,Moderator Ibu Nur Dwi Yanti  yang akrab disapa dengan NDY membuka pertemuan pada malam hari ini memperkenalkan sang pemberi materi 

Om Ian adalah panggilan akrab Tim TSO, untuk Bapak Brian, meskipun usia muda namun memiliki segudang prestasi dan karya. Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak. Sebagian besar dimuat di Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer. Ada juga yang dimuat di Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat, Warta Kota, Media Indonesia, dan Majalah Hidup.

Untuk mengenal lebih dekat, silakan simak profil narasumber kita malam ini di:

https://www.praszetyawan.com/p/profil.html


Dalam paparan Beliau malam ini, menyampaikan bahwa akhir dari pelatihan belajar menulis ini adalah peserta diwajibkan membuat atau menerbitkan buku Solo.

Agar saat menjalani proses penerbitan buku tidak mengalami pengalaman kurang menyenangkan dan agar tidak menemui hambatan

Disisi lain mungkin ini merupakan pengalaman pertama membuat buku. Maka pertemuan ini akan memberikan pengalaman baru agar bisa menjalani langkah menerbitkan buku.

Menerbitkan buku sekarang ini semakin mudah karena ada penerbit indie. Penerbit Indie menerima naskah tanpa seleksi

Bapak Brian menceritakan bahwa Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll.

Namun Penerbit mayor menerapkan seleksi naskah, sehingga belum tentu naskah kita diterima.

Hal ini dilakukan agar penerbit mayor mendapat naskah yang benar-benar berkualitas dan diperkirakan akan laku dipasaran.

Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah menjadi makanan sehari-hari penulis. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.

Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut antara lain:

  • Naskah pasti diterbitkan 
  • Proses penerbitan mudah dan cepat 

Sementara menerbitkan di penerbit mayor bisa lebih dari setahun prosesnya

Bukan bermaksud bahwa penerbit indie itu lebih baik, penerbit Indie maupun mayor punya kelebihan dan kekurangan. Namun dalam menggunakan jasa penerbit indie maupun mayor perlu waktu yang tepat untuk penulis

Untuk penulis pemula yang baru pertama kali akan menerbitkan buku, bisa mencoba mengawali di penerbit indie.  Karena jika bukunya cepat terbit akan menjaga semangat menulis.

Jika merasa perlu upgrade dan ingin mendapatkan tantangan lagi dalam menulis, Barulah menggunakan penerbit mayor.

Bersyukur bahwa KBMN PGRI juga punya narasumber Prof. Eko Indrajit yang bisa membantu kita untuk tembus ke penerbit Mayor yaitu Penerbit Andi

Dengan demikian antara penerbit Indie dan mayor saling mendukung untuk para penulis

Lalu apa ciri-ciri penerbit indie?

  1. Bagi penulis pemula  tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. 
  2. Penerbit indie, kita perlu keluar biaya-biaya untuk mendapat fasilitas  penerbitan, atau jika ingin cetak ulang.

Tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.

selanjutnya sang Pemateri memamerkan Buku Solo yang telah Beliau terbitkan:

Buku Pertama: Buku Blog Untuk Guru Era 4.0

https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html

Buku Kedua: Aksi Literasi Guru Masa Kini

https://www.praszetyawan.com/2020/06/buku-aksi-literasi-guru-masa-kini.html

Buku Ketiga: Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari

https://www.praszetyawan.com/2020/10/buku-solo-terbaru-menerjang-tantangan.html

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie

●      Biaya penerbitan

Fasilitas penerbitan yang di dapat penulis

Batas maksimal jumlah halaman

Ketentuan dan Biaya cetak ulang

Apakah dapat Master PDF

Jumlah buku yang didapat penulis

Jadi  jangan merasa sendirian dalam proses penerbitan buku. Pemateri siap mendampingi dan menjawab berbagai pertanyaan seputar proses penerbitan.

Pemateri berbagi pengalaman bahwa pada Juli 2020, terlihat banyak peserta yang belum tahu mau menerbitkan buku dimana dan sering juga mendapat cerita kasus hambatan yang dialami peserta kbmn dalam menerbitkan buku yaitu:

  • biaya mahal
  • biaya murah bahkan gratis diawal, namun jadi mahal akhirnya
  • ketidakjelasan nasib naskah setelah berbulan-bulan
  • ketentuan berubah2 tidak sesuai dengan di awal.
  • ada ketentuan yang tidak disampaikan di awal

Melihat kasus-kasus tersebut maka Beliau siap membantu memilihkan penerbit yang sudah terpercaya dengan harga terjangkau dan mengawal sampai naskah terbit menjadi buku.

Daya tarik penerbit Indie adalah:

1. Biaya terjangkau, tidak perlu sampai jutaan rupiah

2. jumlah maksimal halaman sangat banyak yaitu 280 hal A5. Jadi bapak/ibu tidak kena biaya tambahan halaman walaupun bukunya setebal 280 halaman A5.

3. Penerbit ini menjualkan buku terbitannya di tokopedia dan shopee

Pesan disadari bahwa menerbitkan buku perlu waktu untuk proses terbit. Bukan seperti fotokopi yang sehari jadi

Jadi jangan minta ada deadline kapan buku harus terbit. Misalkan karena untuk kenaikan pangkat, buku diminta agar terbit secepatnya

Silakan perhitungkan waktu proses penerbitan sampai 3 bulan jika ISBN, Karena ISBN sekarang prosesnya ketat.

Selanjutnya pertemuan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab

 P2

Rosjida Ambawani - Ciamis

1. Apa syarat naskah memperoleh ISBN?

2. Bolehkah buku solo berasal dari resume 20 pertemuan saja?

3. Untuk buku solo yg berasal dari resume tentunya judul resume beda-beda jadi apa perlu dikelompokkan dulu berdasar yang dekat tema materinya? Dan semua gambar, dll yg ada di setiap resume dimasukkan ke template?

Makasih.

Jawaban:

Ini penting tentang naskah yang lolos dapat ISBN. Harus kita sadari bahwa naskah yang dapat ISBN adalah naskah yang tujuannya diedarkan secara luas, bukan untuk intern suatu instansi/lembaga

2. Boleh

3. Ini silakan keputusan bapak/ibu masing-masing. Bisa dikelompokkan berdasarkan jenis tema, bisa juga tidak usah dikelompokkan

Untuk gambar sebaiknya dipilah yang penting saja. Karena kalau di penerbit saya, maksimal cantumkan 10 gambar saja

P3

Assalamu'alaikum, HR. Utami_Semarang 

Mohon penjelasan pada Om Brian, apa maksud mudah dan tanpa revisi, pasti terbit? 1. Apakah berarti tulisan kita tidak melalui proses editing atau profreading? 2.  Apkah ini yang dimaksud, mengapa Perpusnas menghambat pemberian ISBN, karena mencetaknya cuma sedikit (boleh dikatakan tidak dipublikasikan? 3. Seandainya seperti saya butuhnya bukan hanya 4 (2 utk saya, 2 untuk Perpusnas), tetapi juga akan saya pasarkan pada Mhs. saya, wong memang buku teori? Bagaimana prosedrnya, bayar putus (hanya mencetak sesuai kebutuhan. atau royalti, seandainya itu bisa terus tiap tahun? Terima kasih.

Jawaban 

1. tulisan tetap melalui editing penerbit, tapi edit ringan saja tidak mendalam. Artinya yang diedit adalah hal-hal yang sangat terlihat secara sekilas. 

2. Harus diakui, betul begitu. Maka kita harus posisikan naskah akan diedarkan secara luas.

3. Mencetak sesuai kebutuhan. Biaya cetak ibu yang bayar. Silakan ibu tentukan sendiri harga jualnya

P4

Selamat malam bu, saya Firman Wahono dari SMPN 4 Ambarawa

Izin bertanya, apakah dalam penulisan indie ini, terdapat tim yang jadi editor untuk mengkoreksi naskah kita atau begitu naskah penulis diserahkan ke penerbit indie langsung cetak? Terima kasih

Jawaban

Ada yang mengkoreksi. Tapi seperti yang saya bilang tadi, hanya mengkoreksi kesalahan yang sangat terlihat

yang paling sering adalah mengkoreksi agar bisa lolos ISBN

P5

Selamat malam Om Brian. bagaimana cara jika ingin menerbitkan buku ber-ISBN ntuk cum naik pangkat, tapi dengar2 sekarang sangat sulit mendapatkan ISBN dari perpusnas. Terimakasih. Denny, Sekolah Mitra Kasih, Banjarmasin

Jawaban

Betul pak. Sekarang ini tidak semua naskah bisa ISBN. Kuncinya, jangan cantumkan nama lembaga. Termasuk di kata pengantarnya. Posisikan naskah sebagai naskah komersil yang akan diedarkan luas ke masyarakat

P6

Ibu Yuni akbar semarang:

Jadi kl di penerbit indie brapa lama rata2 dari masuk naskah sampai jadi buku? Apakah 3 bulan seperti yg diterangkan di atas atau bisa lebih lama lagi?

Kl bukunya sdh jadi trs mau dibeli sekolah, kan harus lewat toko yg punya npwp, bagaimana solusinya? Apakah KBMN punya semacam toko buku yg bisa memasarkan buku2 produk dari penulis asuhannya, yg sudah banyak sekali?

Termaksih.

Jawaban 

di tempat saya rata-rata 2 bulan. 3 bulan adalah batas paling lama

KBMN tidak punya toko yang bernpwp. Mohon maaf blm ada solusinya


P7

Saya Candra dari Jakarta 

Izin bertanya 

1. Untuk penerbit indi yang bang Brian punya itu , pembayaran setelah buku di cetak atau sebelum buku di cetak

2. adakah standar yg di minta oleh penerbit indi itu sendiri kaya cover dan gambar

Jawaban

1. nah ini penting. Biaya penerbitan 400.000 dibayar diawal bersamaan dengan pengiriman naskah. Ongkir dan jika ada biaya tambahan, ditransfer setelah proses layout

2. Jika ingin menampilkan foto diri di cover, file fotonya harus yang asli dari jepretan kamera, biasanya ukurannya lebih dari 1 mb. Jangan pakai foto hasil share WA. itu saja

Pertemuan malam ini ditutup dengan kata mutiara dari Ibu NDY

Nothing is imposible to make some better. Show who you are. Get the chance

Semoga resume  ini bermanfaat salam literasi.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Mengirim Tulisan ke Majalah Suara Guru?

Blog Sebagai Media Pembelajaran

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin