Mengatasi "Writer's Block"
Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr. adalah salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Menikah dengan Muhammad Kholil, S.Pd.I. dan telah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad Fatih Musyfiq. Selain aktif di MGMP, anak kedua dari pasangan Dastewi, S.Pd. dan Tia Makmur Setiana, S.Pd. ini juga aktif di bidang literasi.
Riwayat pendidikan :
SDN Cipeundeuy Subang (1996-2002)
SMPN 1 Cipeundeuy Subang (2002-2005)
SMAN 1 Purwakarta (2005-2008)
Pendidikan Kimia UPI (2008-2012)
PPG
Daljab A3 UNM (2020)
Karya tunggal :
- Precious (2017-2019), a novel 12 chapter - tersedia di Wattpad (klik di sini)
- Mengapa Tak Kau Tanyakan Saja (2019), a short story 10 chapter - tersedia di Wattpad (klik di sini)
- Djogja Backpacker (2019), a short story 5 chapter - tersedia di Storial (klik di sini)
- Buku "Lelaki di Ladang Tebu" (2020), kumpulan cerpen pendidikan (silahkan cek Instagram @dittawidyautami untuk melihat testimoninya)
- Buku "Membongkar Rahasia Menulis" (2021), kumpulan tulisan selama mengikuti lomba blog PGRI bulan Februari
- Buku "Sepenggal Kisah Corona : Memoar Perjalanan Hidup Selama Satu Tahun Pandemi" (2021)
Buku karya bersama :
- Jejak Langkah Guru Subang (2019) - kumpulan best practice, MGMP IPA Subang
- Guru di Ladang Ilmu (2019) - kumpulan cerpen karya guru, Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB)
- Sepenggal Kisah di Ruang Cipta Pentigraf (2020) - KPPJB
- Dari Mata Air Hingga Muara (2020) - Literasi Subang Bihari dan Berwibawa (Lisangbihwa)
- Pelangi Jiwa (2020) - kumpulan kisah inspiratif, KPPJB
- Pena Digital Guru Milenial (2020) - kisah para guru blogger, PGRI
- Menyongsong Era Baru Pendidikan (2020) - bersama Prof. Eko Indrajit
- Pola Pembelajaran yang Efektif dari Rumah (2020) - Hasil Lomba Blog Hardiknas (PGRI)
- Sumbu Saihu Lisangbihwa (Jan 2021) - antologi puisi Saihu, Saihula, Saihudan bersama Lisangbihwa
- Dendang Asa Dalam Untaian Kata (Jan 2021) - antologi pentigraf bersama KPPJB Regional Subang
- Meniti Asa : Kumpulan Kisah Awal Menjadi Guru (Feb 2021) - KPPJB
- Kelas Bertembok Pelangi (Agustus 2021) - FIMNesia
- Aku Bangga Jadi Anak Muslim - Jendela Puspita
Prestasi/Penghargaan yang pernah diraih :
- Peraih Parasamya Susastra Nugraha (100 Guru Penulis Jawa Barat) - 2020
- Peraih Parasamya Suratma Nugraha (Penggerak literasi) - 2020
- Penghargaan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kab. Subang sebagai donatur buku - 2020
- Penghargaan Bupati Subang (2020) diusulkan Disdikbud Kab. Subang, diberikan saat HUT PGRI dan Korpri
- Penghargaan Bupati Subang (2021) diusulkan Disarpus Kab. Subang, disampaikan saat HUT Subang ke-73
- Penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang (2021) untuk guru berprestasi disampaikan saat Hardiknas
- Penghargaan Bupati Subang (2022)
Komunitas yang diikuti :
- MGMP IPA (Pengurus di Komisariat Kalijati, Subang)
- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
- Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB)
- Literasi Subang Bihari dan Berwibawa (Lisangbihwa)
- Cakrawala Blogger Guru Nasional (Lagerunal)
Pengalaman/Aktivitas :
- Pengajar Praktik Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 dan 6
- Pemateri tentang Pemanfaatan Akun Belajar.id dan PMM di IHT SMPN 1 Cipeundeuy (2022)
- Narasumber Pelatihan Belajar Menulis melalui WA Grup (PGRI)
- Narasumber Belajar Bicara (Webinar APKS PGRI)
- Narasumber GEMA #3 AGUPENA (November, 2022)
- Narasumber di Kelas Pelatihan Kreatif Menulis Agupena Pusat (September, 2021)
- Narasumber di Kelas Menulis Buku Inspirasi, Agupena NTT (September, 2021)
- Narasumber di Kelas Penulis Surabaya (Juli, 2021)
- Narasumber Menulis Bersama Pak Naff, Sumatera (Mei, 2021)
- Membimbing siswa menulis cerpen selama 20 hari hingga lulus ODOP Challenge Lisangbihwa (April, 2021)
- Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Cipeundeuy, Subang pada Pemilu 2019
- Membimbing siswa hingga meraih Juara 1 LKTI tingkat kabupaten yang diadakan oleh Dinas Sosial Kab. Subang tentang HIV/AIDS (Nov, 2
Apabila menyimak profil beliau, pasti terperangah, speechless karena dengan usia yang masih muda tetapi sederet prestasi telah terukir. Dalam paparannya menurut alumni kelas menulis yang kini bernama KBMN Gelombang Ke-7 ini, Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap dengan prosesnya.Tak bisa instan, diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya.
untuk menjadi hebat rupanya sang narasumber ini telah menggeluti dan menyenangi membaca dan menulis sejak kecil seperti senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum SD). Senang menulis sejak di sekolah dasar (dalam buku diary). Saat SMP, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. Atas arahan guru Bahasa Inggrisnya pernah juga menulis diary dalam bahasa Inggris.
Kegemarannya berlanjut ketika duduk dibangku SMA, dengan tetap menulis diary. Beberapa teman dekat yang membaca diary saya sempat berkomentar bahwa tulisan saya sudah seperti nove. dan baginya menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi _self healing_ yang baik. Beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi.
Rupanya kebiasaan menulis tersebut memberi banyak manfaat. Misalnya ketika kuliah, Beliau pernah membuat buku Petualangan Kimia bersama rekannya dan saat diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan. Alhamdulillah meraih posisi kedua. Beliau juga pernah menulis proposal bersama teman-teman dan kami berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta. Di tahun 2009-2010 jumlah tersebut tentu sangat besar.
Setelah Bekerja justru sempat vakum dalam kegiatan menulis hingga akhirnya di awal masa pandemi, beliau mengikuti kelas menulis bersama PGRI dan masuk di angkatan ke-7. Beliau sangat bersyukur, karena berawal dari arahan untuk membuat resume. Dan Akhirnya kembali aktif menulis di blog. Bahkan berkesempatan menulis bersama Prof. Eko. Alhamdulillah menjadi 1 di antara 9 orang (angkatan pertama tantangan Prof. Eko) yang bukunya terbit di penerbit mayor.
Dalam pesannya disadari atau tidak bahwa yang tergabung dalam grup ini tentu sepakat bahwa menulis memiliki banyak manfaat. .Ada yang menulis karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya.
Dalam paparan selanjutnya beliau menyampaikan bahwa Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll.
Namun Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan.Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya.
Apa itu Writers Block?
Istilah _writer's block_ sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika. Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya.WB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan. Tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya. WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa saya katakan WB ini sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan.Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya.
Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya. Apa Penyebab Writer's Block?
- Mencoba Metode/Topik Baru, Dalam Menulis Metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB. sebagai contoh Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB.
- Stress - Dalam Kamus Psikologi, *stres* diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik.
- Lelah fisik/mental, Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress.
- Terlalu perfecsionis
Mengatasi WB?
- Mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi
- Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dengan sebelumnya pasti menyenangkan. Beberapa teman dan beliau sendiri terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing.
- Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.
- Jangan Terlalu Perfeksionis karena jika menulis terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah
tulisan saya sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya tidak akan pernah rampung. Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik,
koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free
writing atau menulis bebas.Tapi, justru itulah salah satu kunci menghadapi WB. Menurut beliau Tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai?
Tanya-Jawab
P1
Assalamulaikum bu dita salam kenal sy Nurhasnah dr UPT SMP N 2 tigataksa ibu aktivitas PP angk 3 dan 6 artinya ibu jd pp 2 kali.benarkah? Bukannya hanya satu kali di bolehkan.keren bgt bu. Apa tips ibu menulis dalam bahasa inggris.sementra jurusan ibu ipa Thanks
Betul, saya dan teman-teman di Subang ditugaskan dua kali. Hal ini sesuai surat edaran dari Kemdikbud yang intinya bila pernah menyelenggarakan PGP, maka PP diambil dari angkatan sebelumnya, jika kurang akan ditambah dg PP baru dg seleksi reguler.
Terkait bahasa Inggris, saat SMP saya dan 3 sahabat lain ikut les privat Bun tapi gurunya berbeda dg guru B. Inggris yang meminta saya menulis diary berbahasa Inggris.
Saya selalu ingat yg disampaikan oleh guru saya, bahwa belajar bahasa Inggris itu, tak bisa hanya bicara. Perlu dilatih pula kemampuan mendengar dan menulis dalam bahasa Inggris.
Yah, sebagaimana Tes TOEFL dan semacamnya. Kan tidak hanya kemampuan reading saja yang dites. Hehe
Mugiarni dari Kabupaten Tangerang
Salam kenal bu.
almarhum suami saya juga dari Subang. ( Kalijati)
👏👏
Pertanyaan
1. Bagaimana cara memulai untuk memperkenalkan budaya digital pada anak SD.
2. Mengingat sekolah tempat saya mengajar bukan kategori lingkungan yang baik. Orang tua murid cenderung mengatur guru, sementara dg kondisi mereka yang berpengetahuan level bawah ?
Terimakasih
Salah satu kuncinya ada di komunikasi. GP saya menemui tokoh dari kelompok yang anti terhadap sekolah. Tidak sekedar tatap muka di sekolah, GP saya bahkan datang langsung ke rumah beliau. Alhamdulillah hasilnya positif, malah tokoh tersebut jadi curhat terkait hal-hal yang membuatnya anti pada sekolah.
Mungkin bisa dicoba juga Bun.
Sampaikan dengan niat yang baik dan tulus dari hati. Karena apa yang disampaikan dari hati, akan sampai ke hati pula 😊
Mantap...nyicilnya langsung 2 paragraf
BalasHapusJadi dibanyakin kata pembukanya dulu bu😁😁
HapusHahaha
BalasHapusSemangatnya jempoll
BalasHapusButuh bimbingan bu
HapusBisa dicontoh...
BalasHapusTerima.kasih bu
HapusTercepat publish !
BalasHapusHehe belum bu.
HapusNitip.judul dulu
Peserta penuh semangat. Salam literasi
BalasHapusTerima.kasih pak
HapusSaya kira sudah...baru akan nanti malam
BalasHapussemangat banget ini pak Teguh, semoga selalu teguh dalam berkarya. Salam literasi!
BalasHapusTerima kasih bu
HapusSiap...
BalasHapusLengkap faktual resaumenya pak,👍👍
BalasHapusMantap, komplit !
BalasHapuswaw keren pak lengkap banget
BalasHapusMantap dan luar biasa Pak👍
BalasHapusSekali lagi......mantap luar biasa
BalasHapus